MAKALAH
ISBD
DISUSUN OLEH
Kelompok I
ANDRE
M. HAFIZIN
HAFTA MAKRUF
Dosen pembimbing :
Ona Yulita, M.Hum
Prodi :
ISBD
Ruangan :
P
SEKOLAH TINGGI ILMU TABIYAH ( STIT
)
KABUPATEN TEBO
2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita persembahkan kehadirat Allah SWT.
Tuhan yang Maha Kuasa atas limpahan Rahmat, Taufiq, dan Hidayah-nya sehingga
penyusunan makalah dengan
ISBD ini dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
Salawat serta Salam kepada junjungan alam Nabi Besar
Muhammad SAW. atas keikhlasan perjuangan beliau menuntun kita ummatnya ke jalan
yang diridhoi, ke jalan yang terang- benderang di bawah panji Islam yang Insya
Allah senantiasa berkibar hingga akhir zaman, amin.
Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya saya
ucapkan kepada Dosen Pengampuh
pada mata kuliyah ISBD
yang telah memberikan kesempatan kepada kami untuk ‘belajar berfikir’ yang
salah satunya melalui penyusunan makalah sederhana ini.
Akhirnya, dengan penuh kesadaran bahwa penyusunan
makalah ini tentunya masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, segala
saran dan kritik yang bersifat konstruktif sangat dibutuhkan demi penyempurnaan
dan juga untuk menjadi acuan dalam penulisan Makalah-Makalah berikutnya.
Muara Tebo, Oktober 2018
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ilmu
Sosial Dasar ( ILMU SOSIAL DASAR ) adalah ilmu pengetahuan yang menelaah
masalah-masalah sosial yang timbul dan berkembang, khususnya yang diwujudkan
oleh warga Indonesia dengan menggunakan pengertian-pengertian (fakta, konsep,
teori) yang berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan
ilmu-ilmu social. Pengetahuan yang menelaah masalah-masalah sosial, khususnya
masalah-asalah yg diwujudkan oleh masyarakat Indonesia, dengan menggunakan
teori-teori yg berasal dari berbagai bidang pengetahuan keahlian dalam lapangan
ilmu–ilmu sosial (seperti Geografi Sosial, Sosiologi, Antropologi Sosial, Ilmu
Politik, Ekonomi, Psikologi Sosial dan Sejarah).
B. Rumusan
Masalah
1.
apakah hakikat dan ruang lingkup ISBD?
2. bagaimana ISBD sebagai MBB &
pendidikan umum dan kebudayaan?
3. bagaimana
ISBD sebagai alternative pemecahan masalah social?
4. bagaimana
permasalahan kebudayaan dengan dunia kebidanan?
C.
Tujuan
1. untuk
mengetahui hakikat dan ruang lingkup ISBD.
2. untuk
mengetahui ISBD sebagai MBB & pendidikan umum dan kebudayaan.
3.
untuk mengetahui ISBD sebagai alternative pemecahan masalah social.
4. untuk mengetahui permasalahan
kebudayaan dengan dunia kebidanan.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ....................................................................................
DAFTAR ISI...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................
A. Latar Belakang.......................................................................................
B. Rumusan Masalah.................................................................................
C.
Tujuan....................................................................................................
BAB II
PEMBAHASAN................................................................................
A. Hakikat Dan
Ruang Lingkup ISBD..................................................................
B. ISBD Sebagai
Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (Mbb) Dan ... Pendidikan Umum
C. ISBD Sebagai
Alternatif Pemecahan Masalah Sosial Budaya.................
D. Fenomena Budaya
Yang Berkaitan Dengan Dunia Kebidanan..............
BAB III PENUTUP.........................................................................................
A. Kesimpulan.............................................................................................
B. Saran......................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................
BAB
II
PEMBAHASAN
A. Hakikat
Dan Ruang Lingkup ISBD
1. Hakikat
ISD dan IBD
secara
garis besar ilmu dan pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi tiga macam, yaitu:
a. ilmu
alamiah (natural sciences)
b. ilmu
social (social sciences)
c. pengetahuan
budaya (the humanistic)
Ilmu
social dasar (ISD) termasuk dalam kelompok ilmu social. namun, ISD tidak
bersifat sebagai pengantar kea rah suatu bidang disiplin ilmu social
sebagaimana pengantar ilmu politik, pengantar antropologi, pengantar sosiologi,
dan sebagainya. ISD menggunakan pengertian yang berasal dari berbagai disiplin
ilmu untuk menanggapi masalah-masalah social, khususnya yang dihadapi
masyarakat Indonesia.
ISD
mempunyai tema pokok, yaitu hubungan timbale balik manusia dengan
lingkungannya.adapun objek sasaran atau objek kajian ISD adalah sebagai
berikut.
a. berbagai
kenyataan bersama merupakan masalah social yang dapat ditanggapi melalui
pendekatan sendiri maupun pendekatan antarbidang (interdisiplin).
b. keanekaragaman
golongan dan kesatuan social dalam masyarakat yang masing-masing memiliki
kepentingan dan kebutuhan sendiri, tetapi terdapat juga persamaan kepentingan
yang dapat mengakibatkan kerjasama dan pertentangan.
Intinya,
matakuliah ISD adalah upaya untuk memberkan pengetahuan dasar dan pengetahuann
umum tentang konsep-konsep yang dikembangjan untuk mengkaji gejala-gejala
social sehingga daya tangkap, presepsi, dan penalaran mahasiswa terhadap
lingkungan social meningkat, dengan demikian kepekaan sosialnya pun bertambah.
Tujuan
matakuliah ISD adalah membantu perkembangan wawasan pemikiran dan kepribadian
mahasiswa agar memperoleh wawasan pemikiran yang lebih luas dan cirri-ciri
kepribadian yang diharapkan dari setiap tingkah laku manusia dalam menghadapi
manusia lain, serta sikap dan tingkah laku manusia lain terhadap manusia yang
bersangkutan.
Ilmu
budaya dasar (IBD) dalam kelompok ilmu pengetahuan termasuk dalam kelompok
pengetahuan budaya (the humanistic), tetapi tidak identik dengan pengetahuan
budaya itu sendiri. IBD berbeda dengan pengetahuan budaya.pengetahuan budaya
mengkaji masalah masalah nilai manusia sebagai makhluk berbudaya,sedangkan IBD
mengkaji masalah kemanusiaan dan budaya. IBD budaya ialah suatu pengetahuan
yang menelaah berbagai masalah kemanusiaan dan budaya, dengan menggunakan
pengertian yang berasal dari dan telah dikembangkan oleh berbagai bidang ilmu
pengetahuan atau keahlian.
Adapun
yang menjadi pokok kajian IBD adalah berbagai aspek kehidupan yang seluruhnya
merupakan ungkapan masalah kemanusiaan dan budaya serta hakikat manusia yang
satu. Termasuk pula didalamnya pemahaman akan system nilai budaya, yaitu
konsepsi tentang nilai yang hidup dalam pikiran sebagian besar masyarakat.
system nilai budaya berfungsi sebagai pedoman bagi sikap mental, pola piker dan
pola prilaku warga masyarakat.
IBD
merupakan suatu upaya memberikan pengetahuan dasar dan umum mengenai
konsep-konsep budaya untuk menkaji masalah kemanusiaan dan budaya.pendekatan
pokok kajian IBD dilakukan dengan menggunakan pengetahuan dasar dan umum
tentang konsep budaya dari berbagai keahlian pengetahuan buadaya maupun degan
menggunakan masing-masing keahlian dalam pengetahuan budaya.
Tujuan
IBD adalah mengembangkan kepribadian mahasiswa dengan cara memperluas wawasan
pemikiran dan kemampuan kritikalterhadap masalah-masalah budaya sehingga daya
tangkap, presepsi, dan penalaran budaya mahasiswa menjadi halus dan manusiawi.
Namun
dalam rangka evektifitas dan keterpaduan maka sesuai SK dirjen dikti no 44/2006
pengorganisasian materi maupun teknik penyajiannya digabungkan menjadi ISBD.
dengan demikian ISBD dapat dikatakan sebagai paduan atau integrasi dari kajian
ISD dan IBD. sebgai integrasi dari ISD dan IBD , ISBD memiliki kompetensi dasar
menjadi ilmuan yang professional, yakni yang berfikir kritis, kreatif,
sistematik dan ilmiah, berwawasan luas, etis, serta memiliki kepekaan dan empati
terhadap solusi pemecahan masalah social dan budaya secara arif (SK dirjen
Dikti No, 44 tahun 2006).
2. Ruang
lingkup ISD,IBD, dan ISBD
ISD
memberikan dasar-dasar pengetahuan kepada manusia yang diharapkan akan cepat
tanggap serta mampu menghadapi dan menanggulangi masalah-masalah dalam
kehidupan masyarakat (masalah social). dengan mengetahui dan mengorientasikan
diri kedalamnya, paling tidak ia harus mempu mengetahui kea rah mana pemecahan
jalan keluar suatu permasalahan yang dihadapi.
Karena,
bagaimanapun juga pada saat ini masalah-masalah social telah berkembang
sedemikian kompleksnya. mulai dari ruang lingkup local, regional, nasional,
maupun internasional.
Ruang
lingkup materi yang disajikan dalam ISD meliputi :
a.
Individu, keluarga, dan masyarakat.
b.
Masyarakat desadan masyarakat kota.
c.
Masalah penduduk.
d.
Pelapisan social.
e.
Pemuda sosialisasi.
f.
Ilmu pengetahuan,teknilogi, dan kemiskinan.
Berdasarkan
hasil konsorsium pada lokakarya tahun 1982, ditetapkan behwa matakuliah IBD
adalah usaha yang diharapkan dapat memberikan bekal pengetahuan dasar dan
pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji
masalah-masalah budaya.
Seperti
telah dijelaskan sebelumnya bahwa IBD bukanlah pengetahuaan mengenai budaya.
jadi materi yang disajikan bukanlah tema atau topic tentang kebudayaan. yang
dijadikan pokok kajian IBD adalah aspek kehidupan yang seluruhnya merupakan
ungkapan, maupun masalah kemanusian dan budaya, hakikat manusia yang satu,
serta system nilai budaya. ruang lingkup yang dijadikan tema dalam matakuliah
IBD mencakup hal-hal berikut:
a. manusia
dan pandangan.
b.
manusia dan keindahan.
c.
manusia dan keadilan.
d.
manusia dan cinta kasih.
e.
manusia dan tanggung jawab.
f.
manusia dan kegelisahan.
g.
manusia dan harapan.
Kemudian,
ketika materi ISD dan IBD di gabung menjadi ISBD maka sesuai dengan konsep
kurikulum berbasis kompetensi memuat sejumlah substansi kajian yang mengarah
pada tercapainya kompetensi dasar. artunya, bahwa pemberian substansi kajian
atau ruang lingkup kajian ISBD yang ada kepada mahasiswa diharapkan dapat
mencapai kompetensi dasar matakuliah yang dimaksud.
Adapun
substansi kajian ISBD berdasarkan ketentuan dalam surat keputusan dirjen dikti
no.30/dikti/kep/2003 tentang rambu-rambu pelaksanaan kelompok matakuliah
berkehidupan bermasyarakat di perguruan tinggi Indonesia, mencakup pokok-pokok
kajian sebagai berikut :
a. pengantar ISBD.
b. manusia sebagai maklik budaya.
c. manusia dan peradaban.
d. manusia sebagai makhluk individu
social.
e. manusia,keragaman,kesederajatan.
f. moralitas
dan hukum.
g. manusia, sains dan teknologi.
h. manusia dan lingkungan.
Sedangkan
menurut ketentuan baru, yaitu surat keputusan dirjen dikti nomor
44/dikti/kep/2006 tentang rambu-rambu pelaksanaan kelompok matakuliah
berkehidupan bermasyarakat di perguruan tinggi, substansi kajian ISBD meliputi
hal-hal berikut.
a.
pengantar ISBD.
b.
manusia sebagai makhluk budaya.
c.
manusia sebagai makhluk individu social.
d.
manusia dan peradaban.
e.
manusia,keragaman, dan kesetaraan.
f.
manusia, nilai , moral, dan hukum.
g.
manusia,sains, teknologi dan seni.
h.
manusia dan lingkungan.
Menyimak
dari isi kajian di atas, dapat dikemukakan bahwa kajian ISBD mencakup masalah
social dan masalah budaya serta keberadaan manusia sebagai subjek bagi masalah-masalah
tersebut. baik dihadapkan pada masalah social maupun budaya tersebut,
diharapkan manusia dapat meningkatkan wawasannya, kepekaannya, serta berempati
terhadap masalah maupun pemecahan masalahnya.
B. ISBD
Sebagai Matakuliah Berkehidupan Bermasyarakat (Mbb) Dan Pendidikan Umum
1. ISBD merupakan kelompok MBB di
perguruan tinggi
Menurut
keputusan menteri pendidikan nasional republic Indonesia nomor 232/U/2000
tentang pedoman penyusunan kurukulum pendidikan tinggi dan penilaian hasil
belajar mahasiswa, kelompok bahan kajian dan pelajaran yang dicakup dalamsuatu
program studi yang dirumuskan dalam kurikulum terdiri atas:
a.
kelompok matakuliah pengembangan kepribadian (MPK) adalah kelompok bahan kajian
dan pelajaran untuk mengembangkan manusia Indonesia yang beriman dan bertaqwa
kepada tuhan yang maha esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian mantap dan
mandiri, serta mempunyai rasa tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
b.
kelompok mata kuliah keilmuan dan keterampilan (MKK) adalah kelompok bahan
kajian dan pelajaran yang ditujukan terutama untuk memberikan landasan
penguasaan ilmu dan keterampilan tertentu.
c.
kelompok matakuliah keahlian berkarya (MKB) adalah kelompok bahan kajian dan
pelajaran yang bertujuan untuk menghasilkan tenaga ahli dengan kekaryaan
berdasarkan tenaga ilmudan keterampilan yang dikuasai.
d.
kelompok matakuliah prilaku berkarya (MPB) adalah kelompok bahan kajian dan
pelajaran yang bertujuan umtuk membentuk sikap dan perilaku yang diperlukan
seseorang dalam karya menurut tingkat keahlian berdasarkan dasr ilu
keterampilan yang dikuasai.
e.
kelompok matakuliah berkrhidupan bermasyarakat (MBB) adalah kelompok bahan
kajian dan pelajaran yang diperlukan untuk dapat memahami kaidah berkehidupan
bermasyarakat sesuai dengan pilihan dengan keahlian dalam berkarya.
menurut
surat keputusan menteri No.23/U/2000 tersebut ISD dan IBD termasuk dalam
kelompok MPK kurikulum institusional. kurikulum institusional merupakan
sejumlah bahan kajian dan pelajaran yang merupakan bagian dari kurukulum
pendidikan tinggi, yang terdiri atas tambahan dari kelompok ilmu dalam
kurikulum inti yang disusun dengan memerhatikan keadaan dan kebutuhan
lingkungan secara cirri khas perguruan tinggi yang bersangkutan. sedangkan
kelompok MPK kurikulum institusional yang lain, misalnya bahasa Indonesia,
bahasa inggris, ilmu alamiah dasar, filsafat ilmu, dan olahraga(pasal 10 ayat
2)
selanjutnya
terjadi perubahan berdasarkan surat keputusan dirjen dikti No.30 /Dikti/kep/2003
tentang rambu-rambu pelaksanaan kelompok matakuliah berkehibupan bermasyarakat
di perguruan tinggi maka ISBD termasik dalam kelompok MBB. selengkapnya, mata
kuliah yang termasuk dalam MBB terdiri atas :
a.
ilmu social dan budaya dasar (ISBD).
b.
ilmu kealaman dasar (IAD).
Visi
dan misi mata kuliah berkehidupan bermasyarakat.
a.
visi kelompok matakuliah berkehidupan bermasyarakat (MBB)
visi
kelompok MBB di perguruan tinggi merupakan sumber nilai dan pedoman bagi
penyelenggaraan program studi guna mengantarkan mahasiswa memantapkan
kepribadian kepekaan social, kemampuan hidup bermasyarakat, pengetahuan tentang
pelestarian, pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan hidup, dan mempunyai
wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
b.
misi kelompok matakuliah berkehidupan bermasyarakat (MBB)
misi
kelompok MBB di pergguruan tinggi membantu meumbuhkembangkan daya kritis, daya
creative, apresiasi, dan kepekaan mahasiswa terhadap
nilai-nilai
social dan budaya demi memantapkan kepribadiannya sebagai bekal hidup
bermasyarakat selaku makhluk hidup dan makhluk social yang memiliki sifat
sebagai berikut :
1.
bersikap demokratis, berkeadapan, menjunjung tinggi nilai kemanusiaan,
bermartabat serta peduli terhadap pelestarian sumber daya alam dan lingkungan
hidup.
2.
memiliki kemampuan untuk menguasai dasar-dasar ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
3.
ikut berperan mencari solusi pemecahan masalah social budaya dan lingkungan
hidup secara arif.
c.
kompetensi kelompok matakuliah berkehidupan bermasyarakat (MBB)
standar
kompetensi kelompok MBB yang harus dikuasai mahasiswa meliputi berpikir
kritis,kreatif,sistematis, ilmiah, berwawasan luas, etis,estetis, memiliki
apresiasi, kepekaan dan empati social, bersikap demokratis, berkeadapan, dan
menjunjung tinggi nilai kemampuan; memiliki kepedulian terhadap pelestarian
sumber daya alam dan lingkungan hidup; mempunyai wawasan tentang perkembangan
ilmu pengetahuan,teknologi dan seni sehingga dapat ikut berperan mencari solusi
pemecahan masalah social,budaya,dan lingkungan hidup secara arif.
kompetensi
dasar untuk bidang ISBD adalah menjadi ilmuwan dari dan professional yang
berpikir kritis,kreatif,sistematik, dan ilmiah, berwawasan luas,etis, memiliki
kepekaan dan empati terhadap solusi pemecahan masalah social dan busaya secara
arif.
kompetensi
dasar untuk IAD adalah menajadi ilmuwan dan professional yang berfikir kritis,
kreatif, sistematik, dan ilmiah, berwawasan luas, etis, lingkungan hidup,
mempunyai wawasan luas tentang perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
serta dapat ikut berperan dalam mencari solusi pemecahan masalah lingkungan
hidup secara arif.
2. ISBD
sebagai program pendidikan umum (general education)
Pendidikan
tinggi sebagai kelanjutan dari pendidikan menengah diselenggarakan untuk
menyiapkan peserta didik menjadi anggaota masyarakat yang memiliki kemampuan
akademik dan professional yang dapat menerapkan, mengembangkan dan menciptakan
ilmu pengetahuan, teknologi dan kesenian. pendidikan tinggi dilaksanakan di
perguruan tinggi dan oleh perguruan tinggi yang terdiri atas pendidikan
akademik dan professional.
lulusan
perguruan tinggi baik ilmuan / akademisi dan professional diharapkan memiliki
kemampuan yang meliputi kemampuan personal, kemampuan akademik, dan kemampuan
professional.
Kemampuan
personal adalah kemampuan kepribadian. dengan kemampuan ini para teaga ahli
diharapkan memiliki pengetahuan sehingga mampu menunjukan sikap, tingkah laku,
dan tindakan yang mencerminkan kepribadian Indonesia; memahami dan mengenal
nilai-nilai keagamaan, kemasyarakatan,dan kenegaraan (pancasila); memiliki
pandangan yang luas dan kepekaan terhadap berbagai masalah yang dihadapi oleh
masyarakat Indonesia.
Kemampuan
akademik adalah kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan, maupun
tulisan; menguasai peralatan analisis, berpikir logis, kritis, sistematik dan
analitik; memiliki kemampuan kensepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan
masalah yang dihadapi serta mampu menawarkan alternative pemecahan.
kemampuan
professional adalah kemampuan dalam bidang profesi tenaga ahli yang
bersangkutan. dengan kemampua ini, para tenaga ahli diharapkan memiliki
pengetahuan dan keterampilan yang tinggi dalam bidang profesinya.
Kemampuan
personal adalah ditanamkan kepada para mahasiswa sebagai calon tenaga ahli
melalui program pendidikan umum. pendidikan umum merupakan studi kajian yang
membekali pesrta didik berupa kemampuan dasar tentang pemahaman,
penghayatan,dan pengalaman nilai-nilai dasar kemanusiaan, sebagai makhluk
tuhan, sebagai pribadi, anggota keluarga, masyarakat, warga Negara, dan sebagai
bagian dari alam.
ISBD
mengambil peran sebagai program pendidikan umum yang bersifat mengantarkan
mahasiswa memiliki kemampuan personal.menempatkan diri sebagai anggota
masyarakat yang tidak terpisahkan dari masyarakat serta kemampuan untuk
memiliki tanggung jawab social kemasyarakatan. tanggungjawab itu diwujudkan
dengan keikutsertaan dalam memecahkan masalah social dimasyarakatnya sesuai
dengan ilmu yang dimilikinya.
Program
pendidikan umum berusaha untuk memperluas cakrawala perhatian dan pengetahuan
para mahasiswa sehingga tidak terbatas pada bidang pengetahuan keahlian
serta golongan asal masing-masing; membantu mahasiswa menemukan diri sendiri
dan menempatkan diri dalam perkembangan masyarakat dan kebudayaan yang sedang
berlangsung, menghadapkannya dengan masalah-masalah susila serta masalah yang
diwujudkan oleh kenyataan-kenyataan kehidupan sosialm ekonomi, dan politik yang
secara sadar ataupun tidak sadar senantiasa dihadapinya; memberikan pengertian
pada mereka mengenai hubungan dan keterkaitan dari ilmu pengetahuan.
singkatnya, program pendidikan umum diharapkann dapat menjadikan mahasiswa
lebih peka dan lebih terbuka, disertai rasa tanggung jawab yang lebih kuat.
C. ISBD
Sebagai Alternatif Pemecahan Masalah Sosial Budaya
ISBD
sebagai integrasi dari ISD dan IBD memberikan dasar-dasar pengetahuan social
dan konsep-konsep budaya kepada para mahasiswa sehingga mampu mengkaji masalah
social, kemanusiaan, dan budaya.selanjutnya, diharapkan mahasiswa
peka,tanggap,kritis, serta berempati atas solusi pemecahan masalah social dan
budaya secara arif.
Seperangkat
konsep dasar ilmu social dan budaya tersebut secara interdisiplin digunakan
sebagai alat bagi pendekatan dan pemecahan masalah yang timbul dan berkembang
dalam masyarakat. dengan demikian ISBD memberikan alternative sudut pandang
atas pemecahan masalah social budaya dimasyarakay. bardasarkan pemahaman yang
diperoleh dari kajian ISBD, mahasiswa dapat mengorientasikan diri untuk
selanjutnya mampu mengetahui kea rah mana pemecahan masalah harus dilakukan.
Pendekatan
dalam ISBD lebih bersifat interdisiplin atau multidisiplin, khususnya ilmu-ilmu
social dalam menghadapi masalah social. pendekatan dalam ISBD bersumber dari
dasar-dasar ilmu social dan budaya yang bersifat terintegrasi. ISBD digunakan
untuk mencari pemecahan masalah kemasyarakatan melalui pendekatan
interdisipliner atau multidisipliner ilmu-ilmu social dan budaya. sedangkan
pendekatan dalam ilmu social lebih bersifat subjek oriented, artinya
berdasarkan sudut pandang dari ilmu social tersebut. misalnya, ilmu ekonomi
melihat suatu masalah melalui prespektif ekonomi serta pemecahan masalah pun
dari sudut pandang ekonomi pula.
Pendekatan
dalam ISBD akan memperluas pandangan bahwa masalah social, kemanusiaan, dan
budaya dapat didekati dari berbagai sudut pandang. dengan wawasan ini pula maka
mahasiswa tidak jatuh dalam sifat pengotakan ilmu secara ketat. sebuah ilmu
secara mandiri tidak cukup mampu mengkaji sebuah masalah kemasyarakatan. dewasa
ini perkembangan sebuah masalah semakin kompleks. kajian atas suatu masalah
membutuhkan berbagai sudut pandang keilmuan, demikian pula dengan solusi
pemecahannya.
ISBD
sebagai kajian masalah social, kemanusiaan dan budaya, sekaligus pula member
dasar pendekatan yang bersumber dari dasar-dasar ilmu social yang terintegrasi.
pendekatan yang mendalam bersifat subject oriented di bebankan pada ilmu social
dan budaya yang lebih bersifat teoritis , baik yang menyangkut ruang lingkup,
metode dan sistematikanya.
Demikian
pula halnya dengan pendekatan dalam ilmu-ilmu alam atau yang bersifat eksakta.
pendekatan dalam ilmu-ilmu alam dalam mengkaji gejala alamiah juga bersifat
subject oriented. mahasiswa yang menekini ilmu-ilmu eksakta akan mengkaji
gejala alam menurut sudut pandang ilmu mereka. dengan diberikan kajian ISBD
diharapkan dapat memberi wawasan akan pentingnya pendekatan social dan budaya
dalam menangani masalah alam. misalnya, seorang sarjana teknik sipil dalam
upayanya membuat jembatan harus mempertimbangkan aspek social dan budaya
masyarakat dan sekitarnya. ia semata-mata tidak boleh hanya mempertimbangkan
masalah teknis. harus dipahami bahwa manusia tidak lepas dari gejala alam dan kehidupan
lingkungan. alam dan manusia akan saling mempengaruhi. namun,sebagai subjek
kehidupan, manusia perlu memperlakukan alam secara baik sehingga akan
memberikan manfaat bagi kesejahteraan hidupnya.
Berdasarkan
hal tersebut beberapa perguruan tinggi memberlakukan ISBD sebagai mata kuliah
wajib bagi mahasiswa dari program ilmu alam atau eksakta. hal ini dimaksudkan
agar pendekatan social dan budaya senantiasa dipertimbangkan dan melandasi
setiap upaya mencari solusi atas pemecahan dari masalah alam yang mereka
hadapi. dengan demikian manusia sebagai calon ilmuwan dan professional harapan
bangsa mampu bertindak secara arif dan bijaksana.
D. Fenomena
Budaya Yang Berkaitan Dengan Dunia Kebidanan
Tradisi masa
kehamilan :
1) Ibu
hamil dan suaminya dilarang membunuh binatang. Sebab, jika itu dilakukan bisa
menimbulkan cacat pada janin sesuai dengan perbuatannya itu.
Fakta: Tentu saja tidak demikian. Cacat janin
disebabkan oleh kesalahan/kekurangan gizi, penyakit, keturunan atau pengaruh
radiasi. Sedangkan gugurnya janin paling banyak disebabkan karena penyakit,
gerakan ekstrem yang dilakukan oleh ibu (misal benturan) dan karena psikologis
(misalnya shock, stres, pingsan). Tapi, yang perlu diingat, membunuh atau
menganiaya binatang adalah perbuatan yang tak bisa dibenarkan.
2) Membawa
gunting kecil / pisau / benda tajam lainnya di kantong baju si Ibu agar janin
terhindar dari marabahaya.
Fakta: Hal ini justru lebih membahayakan apabila benda
tajam itu melukai si Ibu.
3) Ibu
hamil tidak boleh keluar malam, karena banyak roh jahat yang akan mengganggu
janin.
Fakta: secara psikologis, Ibu hamil mentalnya sensitif
dan mudah takut sehingga pada malam hari tidak dianjurkan bepergian.
Secara
medis-biologis, ibu hamil tidak dianjurkan keluar malam terlalu lama, apalagi
larut malam. Kondisi ibu dan janin bisa terancam karena udara malam kurang
bersahabat disebabkan banyak mengendapkan karbon dioksida (CO2).
Ibu
hamil tidak boleh benci terhadap seseorang secara berlebihan, karena nanti anaknya
jadi mirip seperti orang yang dibenci tersebut.
Fakta:
Jelas ini bertujuan supaya Ibu yang sedang hamil dapat menjaga batinnya agar
tidak membenci seseorang secara berlebihan.
4) Ibu
hamil tidak boleh makan pisang yang dempet, nanti anaknya jadi kembar siam.
Fakta: Secara medis-biologis, lahirnya anak kembar
dempet / kembar siam tidak dipengaruhi oleh makanan pisang dempet yang dimakan
oleh ibu hamil. Jelas ini hanyalah sebuah mitos belaka.
5) Dilarang
makan nanas, nanas dipercaya dapat menyebabkan janin dalam kandungan gugur.
Fakta: Secara medis-biologis, Getah nanas muda
mengandung senyawa yang dapat melunakkan daging. Tetapi buah nanas yang sudah
tua atau disimpan lama akan semakin berkurang kadar getahnya. Demikian juga
nanas olahan. Yang pasti nanas mengandung vitamin C (asam askorbat) dengan
kadar tinggi sehingga baik untuk kesehatan.
Jangan makan buah stroberi, karena mengakibatkan
bercak-bercak pada kulit bayi.
Fakta: Tak ada kaitan bercak pada kulit bayi dengan
buah stroberi. Yang perlu diingat, jangan makan stroberi terlalu banyak, karena
bisa sakit perut. Mungkin memang bayi mengalami infeksi saat di dalam rahim
atau di jalan lahir, sehingga timbul bercak-bercak pada kulitnya.
6) Jangan
makan ikan mentah agar bayinya tak bau amis.
Fakta: Bayi yang baru saja dilahirkan dan belum
dibersihkan memang sedikit berbau amis darah. Tapi ini bukan lantaran ikan yang
dikonsumsi ibu hamil, melainkan karena aroma (bau) cairan ketuban. Yang
terbaik, tentu saja makan ikan matang. Karena kebersihannya jelas terjaga
dibanding ikan mentah.
7) Jangan
minum air es agar bayinya tak besar. Minum es atau minuman dingin diyakini
menyebabkan janin membesar atau membeku sehingga dikhawatirkan bayi akan sulit
keluar.
Fakta: Sebenarnya, yang menyebabkan bayi besar adalah
makanan yang bergizi baik dan faktor keturunan. Minum es tidak dilarang,
asalkan tidak berlebihan. Karena jika terlalu banyak, ulu hati akan terasa
sesak dan ini tentu membuat ibu hamil merasa tak nyaman. Lagipula segala sesuatu
yang berlebihan akan selalu berdampak tidak baik.
8) Wanita
hamil dianjurkan minum minyak kelapa (satu sendok makan per hari) menjelang
kelahiran. Maksudnya agar proses persalinan berjalan dengan lancar.
Fakta: Ini jelas tidak berkaitan. Semua unsur
makanan akan dipecah dalam usus halus menjadi asam amino, glukosa, asam lemak,
dan lain-lain agar mudah diserap oleh usus.
Dalam
konteks social dan keluarga, kekuasaan dan pengambilan keputusan dalam menunggu
keluarga. Bahkan setelah terjadi komplikasi pesalinan pun mereka masih berembuk
untuk menentukan sikap sehingga terjadi keterlambatan pertolongan, karena
kurangnya pengetahuan dan kesadaran tentang berbagai opsion yang tersedia.
Kebiasaan
di daerah tertentu yang membahayakan kondisi ibu dan bayinya seperti pada saat
hamil dan melahirkan ibu disuruh tinggal di hutan dalam sebuah gubuk kecil
sampai ia melahirkan bayinya
Banyaknya
mitos yang merugikan perempuan seperti dilarang makan-makanan tertentu
Norma
yang berlaku dimasyarakat bahwa perempaun seyogyanya makan bagian yang terakhir
dari suaminya, orang tian dan anak-anaknya ini menyebabkan banyak perempuan
yang mengalami anemia dan kekurangan gizi kronis
Sikap
individualistic masyarakat yang mengganggap kelahiran merupakan tangguang jawab
keluarga saja sehingga bantua /gotong royong membantu ibu hamil, melahirkan
tidak ada dalam masyarakat.
3.
Upacara Adat Masa Kehamilan
a. Upacara
Mengandung Empat Bulan
Dulu
pada masyarakat Jawa Barat apabila seorang perempuan baru mengandung 2 atau 3
bulan belum disebut hamil, masih disebut mengidam. Setelah lewat 3 bulan
barulah disebut hamil. Upacara mengandung Tiga Bulan dan Lima Bulan dilakukan
sebagai pemberitahuan kepada tetangga dan kerabat bahwa perempuan itu sudah
betul-betul hamil.
Namun
sekarang kecenderungan orang-orang melaksanakan upacara pada saat kehamilan
menginjank empat bulan, karena pada usia kehamilan empat bulan itulah saat
ditiupkannya roh pada jabang bayi oleh Allah SWT. Biasanya pelaksanaan upacara
Mengandung empat Bulan ini mengundang pengajian untuk membacakan do’a selamat,
biasanya doa nurbuat dan doa lainnya agar bayinya mulus, sempurna, sehat, dan
selamat.
b. Upacara
Mengandung Tujuh Bulan/Tingkeban
Upacara
Tingkeban adalah upacara yang diselenggarakan pada saat seorang ibu mengandung
7 bulan. Hal itu dilaksanakan agar bayi yang di dalam kandungan dan ibu yang
melahirkan akan selamat. Tingkeban berasal dari kata tingkeb artinya tutup,
maksudnya si ibu yang sedang mengandung tujuh bulan tidak boleh bercampur
dengan suaminya sampai empat puluh hari sesudah persalinan, dan jangan bekerja
terlalu berat karena bayi yang dikandung sudah besar, hal ini untuk menghindari
dari sesuatu yang tidak diinginkan. Di dalam upacara ini biasa diadakan pengajian
biasanya membaca ayat-ayat Al-Quran surat Yusuf, surat Lukman dan surat Maryam.
Di
samping itu dipersiapkan pula peralatan untuk upacara memandikan ibu hamil ,
dan yang utama adalah rujak kanistren yang terdiri dari 7 macam buah-buahan.
Ibu yang sedang hamil tadi dimandikan oleh 7 orang keluarga dekat yang dipimpin
seorang paraji secara bergantian dengan menggunakan 7 lembar kain batik yang
dipakai bergantian setiap guyuran dan dimandikan dengan air kembang 7 rupa.
Pada guyuran ketujuh dimasukan belut sampai mengena pada perut si ibu hamil,
hal ini dimaksudkan agar bayi yang akan dilahirkan dapat berjalan lancar (licin
seperti belut). Bersamaan dengan jatuhnya belut, kelapa gading yang telah
digambari tokoh wayang oleh suaminya dibelah dengan golok. Hal ini dimaksudkan
agar bayi yang dikandung dan orang tuanya dapat berbuat baik lahir dan batin,
seperti keadaan kelapa gading warnanya elok, bila dibelah airnya bersih dan
manis. Itulah perumpamaan yang diharapkan bagi bayi yang dikandung supaya
mendapatkan keselamatan dunia-akhirat.
Sesudah
selesai dimandikan biasanya ibu hamil didandani dibawa menuju ke tempat rujak
kanistren tadi yang sudah dipersiapkan. Kemudian sang ibu menjual rujak itu
kepada anak-anak dan para tamu yang hadir dalam upacara itu, dan mereka
membelinya dengan menggunakan talawengkar, yaitu genteng yang sudah dibentuk
bundar seperti koin. Sementara si ibu hamil menjual rujak, suaminya membuang
sisa peralatan mandi seperti air sisa dalam jajambaran, belut, bunga, dsb.
Semuanya itu harus dibuang di jalan simpang empat atau simpang tiga. Setelah
rujak kanistren habis terjual selesailah serangkaian upacara adat tingkeban.
c. Upacara
Mengandung Sembilan Bulan
Upacara
sembuilan bulan dilaksanakan setelah usia kandungan masuk sembilan bulan. Dalam
upacara ini diadakan pengajian dengan maksud agar bayi yang dikandung cepat
lahir dengan selamat karena sudah waktunya lahir. Dalam upacara ini dibuar
bubur lolos, sebagai simbul dari upacara ini yaitu supaya mendapat kemudahan
waktu melahirkan, lolos. Bubur lolos ini biasanya dibagikan beserta nasi
tumpeng atau makanan lainnya.
d. Upacara
Reuneuh Mundingeun
Upacara
Reuneuh Mundingeun dilaksanakan apabila perempuan yang mengandung lebih dari
sembilan bulan,bahkan ada yang sampai 12 bulan tetapi belum melahirkan juga,
perempuan yang hamil itu disebut Reuneuh Mundingeun, seperti munding atau
kerbau yang bunting. Upacara ini diselenggarakan agar perempuan yang hamil tua
itu segera melahirkan jangan seperti kerbau, dan agar tidak terjadi sesuatu yang
tidak diinginkan.
Pada
pelaksanaannya leher perempuan itu dikalungi kolotok dan dituntun oleh indung
beurang sambil membaca doa dibawa ke kandang kerbau. Kalau tidak ada kandang
kerbau, cukup dengan mengelilingi rumah sebanyak tujuh kali. Perempuan yang
hamil itu harus berbuat seperti kerbau dan menirukan bunyi kerbau sambil
dituntun dan diiringkan oleh anak-anak yang memegang cambuk. Setelah
mengelilingi kandang kerbau atau rumah, kemudian oleh indung beurang dimandikan
dan disuruh masuk ke dalam rumah. Di kota pelaksanaan upacara ini sudah jarang
dilaksanakan.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Bidan
sebagai salah seorang anggota tim kesehatan yang terdekat dengan masyarakat,
mempunyai peran yang sangat menentukan dalam meningkatkan status kesehatan
masyarakat, khususnya kesehatan ibu dan anak di wilayah kerjanya.
Seorang
bidan harus mampu menggerakkan peran serta masyarakat khususnya, berkaitan
dengan kesehatan ibu hamil, ibu bersalin, bufas, bayi baru lahir, anak remaja
dan usia lanjut. Seorang bidan juga harus memiliki kompetensi yang cukup
berkaitan dengan tugas, peran serta tanggung jawabnya.
Seorang
bidan perlu mempelajari sosial-budaya masyarakat tersebut, yang meliputi
tingkat pengetahuan penduduk, struktur pemerintahan, adat istiadat dan
kebiasaan sehari-hari, pandangan norma dan nilai, agama, bahasa, kesenian, dan
hal-hal lain yang berkaitan dengan wilayah tersebut.
Melalui
kegiatan-kegiatan kebudayaan tradisional setempat bidan dapat berperan aktif
untuk melakukan promosi kesehatan kepada masyaratkat dengan melakukan
penyuluhan kesehatan di sela-sela acara kesenian atau kebudayaan tradisional
tersebut.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa Makalah ini masih jauh dari kesempurnaan yang
diharapkan, karena masih terbatasnya pengetahuan penulis.Olehnya itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun.Makalah ini perlu dikaji
ulang agar dapat sempurna dan makalah ini harus digunakan sebagaimana mestinya.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.staf.uny.ac.id>files>BABI-ISBD=A (diakses
pada tanggal 18 Februari 2016 17:50)
http://www.ipdb.ums.ac.id>uploads>2013/09>ISBD (diakses
pada tanggal 18 Februari 2016 17:54)